Catur Desa

Catur Desa
Catur Desa : Gobleg, Munduk, Gesing, Uma Jero, Klik "Posting Lama" di bawah untuk informasi lainnya

“KESAHNYA” KETURUNAN ARYA ke NUSANTARA

Pada Purnama ke Dasa, tepatnya hari rabu tahun çaka 11, diutuslah ketiga putra Ida Dalem Aji Saka Suryaningrat oleh Sri Maha Pandita Bagawanta Dwijaksara ke Nusantara. Perjalanan beliau bertiga beserta keempat parekan yang dijadikan satu “cepak besi kuning”. Pertama menuju pulau Kanci (pulau Sumatra sekarang). Di pulau inilah beliau membuat pasraman, selanjutnya berputra lima orang dan parekan pengiringnya berputra 12 orang laki-perempuan yang selanjutnya menjadi penghuni tetap pulau Kanci (Sumatra).

Pada tahun çaka 51 diceritakan bahwa beliau bertiga berpindah menuju tempat yang memiliki tumbuh-tumbuhan sejenis padi yang bernama pulau Pari Jawawut (pulau Jawa sekarang). Di pulau inilah selanjutnya beliau bertiga membangun pasraman yang diberi nama Dewa Karta Membah yang disebut Surakarta (Solo). Dalam pasraman ini, Ida Dalem yang pertama Sri Wira Jaya Satruning Bumi perputra enam orang, laki perempuan. Dalem yang ke-tiga Sri Wira Tamblingan berputra seorang laki-laki. Parekan yang dicepak besi kuning berputra delapan orang, laki perempuan.

Lama kelamaan entah bagaimana pertimbangan beliau bertiga, akhirnya hanya Dalem Wira Jaya Satruning Bumi yang tinggal di Solo, yang selanjutnya menurunkan keturunan yang menguasai pulau Jawa. Sedangkan adik beliau Ida Dalem Kesari Warmadewa dan Ida Dalem Wira Tamblingan pindah ke arah timur menuju Tanjung (Hnjung) Sanur Tahun çaka 125. Dari pantai Sanur beliau melanjutkan perjalanan menuju Gunung Selonding-Besakih dan memilih tempat pesraman di Dalem Puri. Di tempat inilah beliau berdua berstana sampai dengan tahun çaka 131, yang selanjutnya Ida Dalem Wira Kesari Warmadewa memasuki Dinasti Sri Kesari Warmadewa di Bali dengan alur sebagai berikut :

1. Sri Kesari Warma Dewa dengan keraton Singadwala ( .... – 915 )

2. Sri Ugrasena Warma Dewa ( 915 – 942 )

3. Candra Bhaya Singa Warma Dewa dengan keraton Tirta Empul ( 942 – 989 )

4. Darmodayana Warma Dewa dengan permaisuri Gunaprya ( 989 – 1022 )

5. Anak wungsu Warma Dewa ( 1022 – 1077 )

6. Putri Sekala Indu Karana ( 1077 - ....)

7. Sri Jaya Pangus ( abad ke-12 )

8. Sri Eka Jaya ( abad ke-13 )

9. Asta Asura Bumi ( .... – 1343 )

10. Keluarga Pasek Gelgel ( 1343 – 1350 )

Kemudian berkembang Dinasti Kresna Kepakisan Bali Dengan runtutan sebagai berikut :

1. Dalem Ketut Kresna Kepakisan ( Samprayangan – Gianyar ) ( 1350 – 1380 )

2. Dalem Ketut Ngulesir ( Gelgel – Klungkung ) ( 1380 – 1460 )

3. Dalem Watur Enggong ( Gelgel – Klungkung ( 1460 – 1550 )

4. Dalem Bekung ( Gelgel – Klungkung ) ( 1550 – 1580 )

5. Dalem Sagening ( Gelgel – Klungkung ) ( 1580 – 1665 )

6. Dalem Dimade ( Mengwi ) ( 1665 – 1686 )

7. Gusti Agung Maruti ( 1686 - .... )

8. Dalem Jambe ( Semarapura – Klungkung ) ( 1700 - .... )

Sedangkan Ida Dalem Wira Tamblingan kesah dari Daem Puri menuju hutan yang ada danaunya, yang oleh beliau diberi nama Alas Amerta Jati.

3 komentar:

  1. kapankah Ida Dalem Wira Tamblingan kesah dari Daem Puri menuju hutan yang ada danaunya, yang oleh beliau diberi nama Alas Amerta Jati???

    BalasHapus
  2. Beliau kesah dari Dalem Puri pada tahun caka 131 menuju ke alas amerta jati. suksma antuk pitaken nyane.

    BalasHapus
  3. Sungguh luar biasa dengan ini kita khususnya menjadi lebih faham dan mengerti tentang sejarah kita sendiri.

    BalasHapus

Mohon komentarnya yang logis tanpa mengurangi nilai-nilai intelektualistis guna tercipta komentar serta pertanyaan yang bermanfaat bagi kita semua.